Dan satu hari lagi berlalu...
Pada satu masa, gue pernah mempercayai hal-hal di bawah ini...
Bila ada cahaya dalam jiwa, maka akan hadir kecantikan dalam diri seseorang. Bila ada kecantikan dalam diri seseorang, akan hadir keharmonisan dalam rumah tangga. Bila ada keharmonisan dalam rumah tangga, akan hadir ketertiban dalam negara. Dan bila ada ketertiban dalam negara, akan hadir kedamaian di dunia. (Pepatah Cina)
Pahlawan hanya mati sekali, dan akan terus dikenang. Sedangkan pecundang “mati” berkali-kali, tanpa sekalipun dikenang.
Seorang pecundang akan terus kalah (mati) dalam hidupnya, Bahkan ketika hidup (kemenangan) tiada lagi berarti bagi dirinya. Keberadaannya tidak lagi menjadi sebuah elemen yag terasa ada bagi Lingkungan sekitarnya.
Seorang pahlawan akan terus hidup bagi lingkungannya.
Kewajiban kita bukan untuk bermimpi menjadi pahlawan, hanya memenuhi kodrat kita sebagai manusia untuk menjadi elemen yang bermakna bagi lingkungan. Berusaha secara optimal untuk menghadapi dan menciptakan PERUBAHAN serta KEMAJUAN bagi pribadi dan komunitas kita. Saat kita menyerah, maka kita adalah seorang PECUNDANG. (Seorang Sahabat)
Seorang lain pernah secara lugas berkata, “Pecundang itu adalah orang yang kalah, dan manusia yang hanya ingin menjadi biasa-biasa saja adalah calon pecundang” (Sadis!)
Sering kali kesuksesan malah menjadi bumerang. Saat terasa sukses telah berhasil digengam, maka seketika RASA PUAS melekat erat di hati, serta perlahan mengerogoti kewaspadaan manusia. Saat rasa puas telah menjadi virus di hati, maka penyakit sombong dan malas mulai membunuh jiwa. Peluang, kemajuan (progress), dan juga sukses baru menjadi tidak berarti. Tanpa pernah disadari Rasa Puas justru menjadi awal dari kejatuhan dari sukses yang pernah diraih. (Diinspirasi dari Tulisan Kolom Gede Pramana)


0 Comments:
Posting Komentar
<< Home