:: coretan seorang ayah yang bodoh ::

02 November 2004

Bagaimana koleksi barang antik saya?

Sebuah cerita menarik dari Bukunya Ari Ginanjar, judulnya lupa, nanti dipinjem dulu lagi dari bozzz gue....

Dua orang eksekutif Indonesia diutus ke negara Malaysia oleh sebuah perusahaan pembuat pesawat terbang untuk menawarkan pesawat buatan Indonesia. Mereka akhirnya diterima oleh CEO dari perusahaan minyak terbesar di Malaysia itu sebagai tamu kehormatan. Kedua eksekutif itu diundang makan malam di kediaman sang CEO. Setelah makan malam kedua eksekutif itu diajak oleh sang CEO untuk melihat-lihat koleksi barang antiknya. Dengan bangga sang CEO menjelaskan satu persatu koleksinya. Eksekutif-eksekutif tersebut mengikuti dengan saksama setiap penjelasan yang diberikan oleh sang CEO. Saya tidak tahu apakah sebenarnya mereka menyukai barang antik tersebut atau tidak, yang pasti mereka mengangguk-angguk mengiyakan dengan air muka penuh kekaguman.

Akhirnya sang CEO, calon klien pembeli pesawat terbang itu bertanya kepada salah seorang eksekutif Indonesia tadi, (kebetulan yang ditanya adalah seorang sarjana S2 di bidang penerbangan). Ia bertanya, "Bagaimana menurut Anda tentang koleksi saya itu?", sambil tersenyum bangga. Eksekutif itu spontan menjawab, "Menurut saya, koleksi barang antik ini bagus-bagus, tetapi di Jalan Surabaya barang-barang seperti ini sangat banyak dan murah, Tuan." Anda mungkin bisa membayangkan situasi yang terjadi pada saat "lobbying", akibat perkataan si eksekutif tadi.

Secara teknis, pendapat itu benar, bahwa barang antik memang banyak sekali dapat ditemukan di Jalan Surabaya, Jakarta dan harganya jauh lebih murah. Itulah yang disebut IQ. Namun secara batiniah hal itu sungguh salah, dan alat untuk memahami hal ini disebut EQ. Hasil dari kunjungan tersebut adalah bahwa sang CEO merasa tersinggung dan batal membeli pesawat terbang buatan dalam negeri tadi. Jadi, kecerdasan emosional adalah sebuah kemampuan untuk "mendengarkan" bisikan emosi, dan menjadikannya sebagai sumber informasi maha penting untuk memahami diri sendiri dan orang lain demi mencapai sebuah tujuan.