:: coretan seorang ayah yang bodoh ::

05 Februari 2008

Salut!

Saya selalu saja salut sama orang yang bisa menjalani dua atau lebih profesi. Dan kesemuanya sukses! Mungkin bukan sekedar salut saya pikir, lebih cenderung iri.

Jika dulu saat saya belum menikah, meski rasa salut itu tetap ada, tapi tidak sebesar saat ini. Sebab buat saya menjadi seorang suami-ayah atau istri-ibu, adalah satu profesi sendiri. Profesi penuh waktu 24 jam sehari, 7 jam seminggu.

Salah satu yang bisa disebutkan sebagai contoh adalah pasangan novelis aditya mulya dan Nini Yunita. Adit adalah selain penuls novel produktif, seorang suami, seorang bapak, juga pekerja kantoran di satu perusahaan kargo d Singapura. Bayangkan katakanlah jam 9 pagi s/d 6 sore (mungkin lebih) ngantor, pulang berperan sebagai seorang yah dan suami, tengah malam udah nulis novel terbaru. Entah jam berapa dia tidur, dan besok pagi sudah siap ngantor lagi. Ninit tidak kalah juga. 24 jam kerja buat anak dan suaminya, masih bisa nulis novel, ngelola usaha toko online.

Pasti banyak contoh lain bahkan mungkin lebih ekstrim, mungkin kamu atau teman kamu salah satunya. Tapi ini adalah hanya satu contoh.

Saya selalu ingin bertanya, termasuk sama kamu, "Dari manakah semua energi itu? Nggak capek kah?"

Saya cuma seorang budak kantoran tanpa prestasi, seorang suami dan ayah yang buruk, dan anak sekolah yang sama sekali kagak rajin. Masih selalu sulit mebunuh rasa lelah dan merasa tida punya energi setelah jam 9 malam dan selalu tidak optimal ngerjain tugas sekolah dan kerja di kantor. Apalagi soal kewajiban memberikan kebahagian buat istri dan anak saya, kurang banget deh.

Mungkin cuma soal rasa malas sayang sudah akut.... mungkin juga soal tuuh saya renta karena tidak dirawat selama puluhan tahun....

Tidak penting soal saya yang renta ini :) hanya ingin menghantarkan salam kagum buat kamu yang memliki energi, aktif dan keyakinan yang kuat untuk terus berkarya...