Warna Putih
Beberapa minggu lalu, guru saya mengajak kita bermain sebuah permainan psikologi. Salah satu begini. Dia bertanya ke kita satu per satu, “Apa yang tercetus dalam pikiranmu saat mendengar warna putih?” Tentu saja kita mesti menjawab secara spontan. Meski yang mendapat giliran mendapat belakangan punya kesempatan berpikir sekitar 2-3 menit. Oh iya, kita satu kelas 10 orang.
Jawabannya? Kalian? Iya… sama tuh. Rata-rata temen sekelas saya juga menjawab seperti itu. Putih artinya bersih, suci, polos, dan jawaban standar lainnya. Ada sih yang menjawab “menyeramkan” atau “ pucat”.
Anehnya, saya justru sama sekali nggak bisa menjawab. Otak saya tiba-tiba blank. Kosong tanpa ada satupun kata yang bisa melintas di otak saya yang sebenarnya memang rada ini. Saya Cuma bisa menggelengkan kepala ke arah guru saya yang cantik ini. Eit! Tapi bukan karena guru saya cantik lalu otak saya jadi kosong yah!
Pertama mah saya biasa aja. Cuma nggak bisa menjawab pertanyaan meski memang sangat sederhana. Saya pikir, “Ah, paling cuman karena otak saya yang lagi males kerja”. Tapi saya mulai bingung dan jadi berpikir lama saat guru bilang begini, “ Kalian tahu, deskripsi kalian tentang warna putih adalah apapun yang kalian pikirkan tentang kematian”
Kematian! Blank!


0 Comments:
Posting Komentar
<< Home