:: coretan seorang ayah yang bodoh ::

03 Oktober 2008

Keluarga Kecil Kami...

Waktu terus berjalan. Banyak sekali perubahan kami sekeluarga alami.

Saya semenjak berkerja di produsen vaksin ini tujuh tahun lampau telah berpindah 3 bagian. Saat ini saya menjadi staf serabutan di Bagian Tata Usaha Keuangan. Membantu administrasi dan akuntansi pajak, administrasi kas dan bank dan administrasi Leter of Credit. Ngomong-ngomong nama bagiannya rada aneh yah? Sedikit mengingatkan kepada tempat menyetor SPP jaman sekolah dulu :)

Dedek, istri saya, semakin kurus. Iya semakin kurus. Dan saya sangat prihatin. Rasanya kok saya ini kurang keras berkerja, sehingga nggak mampu ngasih makan enak dan banyak ke istri. Yang lebih berbahaya, kalau ternyata Dedek semakin kurus karena kurang bahagia. Ampuuuuuuuunnnnnn!!!!!!!!!! Suami mana yang nggak pengen menendang kepalanya sendiri jika mengetahui istrinya tidak bahagia. Hancur! Sudah gagal jadi suami perkasa penuh tanggung jawab dan cinta nih. Gawatnya, dia nggak pernah mau menjawab secara gamblang, apakah dia bahagia hidup bersama saya, si suami bodoh ini.

Jika ada yang belum tahu, Dedek memilih menjadi ibu rumah tangga. Pekerjaan paling mulia dan sibuk sedunia. Jam kerjanya panjang, 24 Jam sehari dan 7 hari seminggu. Dan tidak digaji. Ingin rasanya memberikan setengah, tidak! 2/3 bagian dari pahala saya sepanjang hidup saya buat Dedek sebagai ganti kerja keras, waktu dan cintanya buat saya selama ini. Tapi apa cukup? Pahala saya terlalu sedikit, tidak sebanding dengan semua yang telah istri saya berikan. Lebih dasyatnya lagi sudah 10 bulan terakhir, kami tidak memiliki asisten di rumah. Istri saya yang mengerjakan semua pekerjaan di rumah, plus mengasuh Syakira, cahaya hati kami berdua.

Syakira, anak kami, bulan Mei lalu berusia 2 tahun. Yah, saya terlambat sekali mengekspos ini. Saat ini dia jauh berkembang di banding saat dia hadir ke dunia ini. Jika saat lahir Syakira memiliki panjang 45 cm dan berat 2,35 Kg, di usianya yang 2 tahun 4 bulan tingginya telah 92 cm dengan berat 15,25 Kg. Sebuah perjuangan keras jika mesti mengendong Syakira sambil berjalan lebih dari 20 meter.

Harus kami akui, bahwa kami bukan orang tua yang sempurna, oke... oke.. saya bukan seorang ayah yang hebat. Kalo istri saya mah hebat banget, nggak ada lawannya deh! Tak banyak pelajaran dan perhatian yang saya berikan kepada Syakira. Tak seperti orang tua hebat lainnya yang selalu mengajarkan banyak hal pada anaknya, saya atau kami lebih memilih memberikan bimbingan sambil bermain bahkan dapat dikatakan sambil lalu. Kami hanya berusaha terus menjawab keingintahuan Syakira tanpa berbohong. Dan kami selalu bicara dengan Syakira dengan bahasa dan cara orang dewasa bicara. Mengajak terus bergerak dan berinteraksi sesering mungkin dengan orang lain.

Syakira kami yang sangat luar biasa ini, setiap harinya selalu membuat kami bahagia dan bangga. Motorik halus, motorik kasar, kemampuan verbal, kemampuan linguistik, dan otaknya sangat berkembang. Kami tidak pernah membandingkan dengan anak lain seusianya. Rasanya tidak adil bagi setiap anak untuk dijadikan layaknya sapi contest yang diperbandingkan. Bagi kami cukuplah Syakira selalu memiliki kemampuan baru setiap harinya. Tentunya Syakira adalah anak manusia biasa yang memiliki kekurangan. Keras kepala salah satunya, satu hal yang diwarisinya dari si ayah yang sok tahu ini. Tapi karena dia memiliki kekurangan, kami semakin sayang dan bangga kepadanya.

Dengan kehadiran dua bidadari cantik, istri dan putri saya, saya tidak tahu lagi apalagi motivasi hidup saya selain membuat senyum keduanya selalu terkembang dan tak pernah ada air mata yang jatuh dari mata mereka. Jangankan keringat, darah jika perlu saya kucurkan untuk menebus kebahagian buat mereka.

Tentu juga senyum kalian, sahabat kami bertiga yang membuat kami yakin bahwa kami mampu terus berlari di dunia ini.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1429 H
Mohon Maaf Lahir Batin, Semoga dosa kita semua terhapus dan kita kembali menjadi fitri.