:: coretan seorang ayah yang bodoh ::

27 Oktober 2008

sebuah kabar duka

Akhir pekan lalu, saya mendapat kabar ini yang dikirim oleh humas kantor ke setiap email karyawan bahwa putri salah seorang teman kantor meninggal duniadi usia 9 bulan. Teman kantor saya, sebut saja namanya Umi, ini adalah staf produksi sekaligus ibu dari dua orang anak.

Dari seorang teman yang ikut melayat ke rumah duka, saya mendengar bahwa Almarhumah meninggal akibat tersedak dan paru-paru-nya kemasukan cairan obat batuk.

Sebagai ibu yang terpaksa di luar rumah, Umi terpaksa meninggalkan kedua anaknya bersama pembantu merangkap pengasuh di rumah. Almarhumah, katakanlah bernama Putri, sudah beberapa hari sebelumnya terkena flu dan batuk. Pada hari tersebut, si pembantu memberikan obat batuk cair kepada Putri dalam posisi tidur. Karena melawan dan menolak meminum obatnya, Putri dipaksa meminum obatnya oleh si pembantu. Mungkin disebabkan posisi meminum obat yang sambil tidur ditambah lagi tangis dan sedu-sedan Putri menyebabkan cairan obat batuk bukan masuk ke lambung tapi ke tenggorokan dan terus ke paru-paru, sehingga Putri tersedak. Tanpa pengalaman berarti si pembantu malah menepuk-nepuk pungung Putri dan sempat membiarkan kondisi tersebut hampir satu jam sebelum akhirnya dilarikan ke rumah sakit. Namun sayang, cairan obat tersebt telah meracuni paru-paru Putri dan hamper tubuh Putri menjadi biru, mungkin karena darah yang mengalir tidak mengandung oksigen. Dan dokter tidak dapat berbuat banyak lagi. Setelah dirawat selama kurang lebih 5 jam, akhir putri kedua Umi meninggal dunia.

Ajal tak dapat ditebak, takdir tak dapat dihindari. Mungkin Allah begitu sayang pada sang putri sehingga memintanya kembali menghadap-Nya di usia dini.

Meski demikian, jika boleh ayah bodoh ini berpesan untuk para ibu yang membaca tulisan ini. Jika terpaksa meningalkan anak di rumah, titipkanlah pada seseorang yang berpengalaman, cukup terdidik dan terlatih serta terpercaya. Jika memang tidak ada keluarga kita yang dapat menjaga anak kita, rekrutlah pengasuh professional yang terlatih, berpengalaman dan tentunya terpercaya. Percayalah uang tiada berarti untuk kebahagiaan, kesejahteraan dan keamanan buah hati kita. Kita berkerja keras buat anak, bukan?