:: coretan seorang ayah yang bodoh ::

23 Mei 2005

Apa Sih Hepatitis Itu?


Sebenarnya artikel ini pernah saya tulis di blog sebelah , tapi iseng publish ulang di sini. :D

Hepatitis adalah termasuk penyakit menular yang berasal dari virus. Virus hepatitis terdiri atas Hepatitis A, Hepatitis B, dan Hepatitis C. Ketiganya merupakan 3 virus yang berbeda yang menyerang hati/liver, dengan karakter berbeda. Bahkan sebenarnya sudah ditemukan virus hepatitis hingga Hepatitis G, namun baik Hepatitis D s/d G adalah hasil mutasi virus Hepatitis A, B, C. Hepatitis itu secara bebas diterjemahkan sebagai radang hati. Selain Hepatitis, ada virus lain juga yang menyerang hati. Virus hepatitis dapat menyerang segala umur, dari bayi 1 hari hingga Manula. Dengan efek yang sama di semua tingkatan umur.
Hepatitis sendiri dulu oleh masyarakat Indonesia sering disebut sebagai sakit kuning atau sakit liver (orang dulu mah nyebut sakit leperrrr) atau bahkan disebut sakit hati (duuuhhh.. sakit hati, kenapa? Putus cinta??? Hehehehe). Hal ini dikarenakan organ utama yang diserang si virus itu hati/liver, dan mata bahkan kuku penderita terlihat berwarna kuning.
Berdasarkan informasi dari berbagai situs, di antaranya: http://www.cdc.gov dan http://www.hepnet.com kita bisa memperoleh banyak sekali informasi mengenai penyakit yang dapat mematikan ini. Untuk situs local bisa maen-maen ke : http://www.ppmplp.depkes.go.id atau http://www.biofarma.co.id
Hepatitis B sendiri virus yang paling gencar diperangi oleh seluruh lembaga kesehatan di dunia. Bahkan eradikasi (pemberantasan) Hepatitis B secara global telah menjadi bagian dari salah satu target UNICEF dan WHO.
Berbahayanya, penderita hepatitis, terutama hepatitis A terkadang tidak terdeteksi telah terjangkit. Terutama pada anak-anak. Pada orang dewasa, lebih mudah dideteksi gejalanya. Sering kali dating tiba-tiba dan hanya terlihat seperti gejala flu, demam, rasa sangat lelah, kehilangan nafsu makan, mual-mual, diare ringan atau akut, dan terkadang mata kuning. Gejala yang sangat umum dialami oleh pekerja metropolitan bukan? Yang mungkin sekali waktu gejala ini dapat diredakan dengan multivitamin dosis tinggi. Tapi siapa nyana?
Biasanya gejala ini terjadi selama 2 minggu bahkan untuk beberapa orang selama 6 bulan. Kemudian hilang sama sekali, tentunya Setelah bed rest dan pengobatan. Masa inkubasi virus ini paling lama 50 hari, biasanya antara 20-30 hari.
Kabar baiknya, Hepatitis A tidak akan berlanjut ke hepatitis kronik (hepatitis B dan C) ataupun berlanjut ke kanker hati (liver cancer). Dan bekas penderita hepatitis A akan kebal terhadap penyakit/virus hepatitis A.
Selanjutnya virus yang lebih berbahaya adalah hepatitis B dan C. bahkan keduanya sering dikatakan sebagai hepatitis kronik. Keduanya dapat berlanjut/menyebabkan kanker hati.
Kanker hati sering adalah penyakit yang sangat berbahaya. Akibat peradangan hati yang begitu hebat, di beberapa kasus hati/liver bahkan kehilangan cairan yang begitu parah dan akhirnya hati mengering.
Hepatitis B (dan juga hepatitis C) adalah penyakit menular yang begitu serius. Virus hepatitis B (HBV) menyerang hati manusia dan dapat menyebabkan infeksi jangka panjang, sirosis hati, kanker hati, gagal hati, dan akhirnya kematian.
Seperti juga jenis hepatitis yang lain, virus hepatitis B dapat menyerang segala umur. Bahkan jika Anda manusia dewasa yang sangat fit dan memiliki pola hidup sehat.
Hepatitis B menular melalui kontak dengan cairan tubuh seperti darah air mani, cairan vagina, air liur yang terinfeksi virus hepatitis B. Penularan dapat melalui jarum suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi darah dan gigitan manusia. Dapat juga melalui hubungan seks dengan orang yang terinfeksi. Namun, Hepatitis B tidak menular melalui air, menggunakan peralatan rumah tangga/makan bersama, uap nafas, berpelukan, berciuman, batuk, bersin atau sentuhan fisik dengan penderitanya.
Yang merupakan risiko tertular hepatitis B adalah:
- Pecandu narkotika
- Orang yang mempunyai banyak pasangan seksual.
- Pemakai narkoba, terutama yang dimasukkan ke tubuh melalui jarum suntik
- Kaum homoseksual
- Kerap berinteraksi dengan Darah manusia
- Penderita hemophilia
- Melakukan perjalanan ke daerah epidemic (Indonesia salah satunya).

Gejala dari hepatitis B mirip hepatitis A. sangat mirip dengan gejala flu, yaitu hilangnya nafsu makan, mual, muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam
Pengobatan terhadap penderita hepatitis B dengan pemberian interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang mengandung antibodi terhadap hepatitis-B yang diberikan 14 hari setelah paparan.
Untungnya, hampir semua penderitanya sembuh. Hanya 2 persen hingga 6 persen orang yang terkena penyakit ini mengalami kerusakan hati serius.
Sedangkan hepatitis C ditularkan melalui kontak seksual, penggunaan obat-obatan dengan jarum, bahkan pemakaian bersama pisau cukur atau sikat gigi dengan orang yang telah terinfeksi. Para pakar yakin, kemungkinan ada faktor risiko lain yang memerlukan studi lebih lanjut, seperti penggunaan tato atau menusuk tubuh dalam lingkungan yang tidak bersih. CDC (Center Diseases Control and Preventation-USA) mengatakan bahwa penerima transfusi darah sebelum tahun 1992 - ketika persediaan darah Amerika Serikat secara nasional dimusnahkan karena darah tersebut ternoda - juga mempunyai risiko terjangkit penyakit ini.

Hepatitis C sangat membingungkan bagi pekerja perawatan kesehatan karena belum ada vaksinnya. Selain itu, hanya dalam sejumlah relatif kecil dari kasus yang baru-baru ini didiagnosa, barangkali sekitar 25 persen, pasien memperlihatkan gejalanya dan gejala ini pun mirip dengan gejala Hepatitis B. Kebanyakan kasus baru terjadi pada orang dewasa berusia muda, antara 25 hingga 40 tahun. Kecuali pasien sendiri meminta dilakukannya tes darah sederhana untuk memeriksa apakah muncul antibodi yang menjadi petunjuk adanya infeksi ini, Hepatitis C dapat tetap tidak ketahuan selama bertahun-tahun.
Menurut Dr. Peter Somani, mantan direktur Ohio Department of Health, "kebanyakan orang tidak tahu bahwa mereka telah mengidap Hepatitis C sampai mereka mengalami fase kronis dan kerusakan hati yang telah parah." Begitu seseorang disembuhkan dengan memberikan obat-obat utama – yaitu gabungan dua obat Interferon-Alfa dan Ribavirin – penyakit ini dapat ditahan tetapi jarang mendapat kesembuhan.
Hingga saat ini, pencegahan penularan virus hepatitis, baik hepatitis A, B, C hanya dengan pola hidup sehat, menghindari gaya hidup yang rentan penularan (berganti pasangan atau menjadi pengguna narkoba) dan melakukan vaksinasi.
Vaksinasi sendiri diberikan untuk segala umur. Rata-rata vaksin yang mesti diberikan sebanyak 3-4 dosis (sebulan sekali). Setelah 4-5 tahun, disarankan untuk melakukan pemeriksaan kembali, untuk menentukan apakah mesti dilakukan vaksinasi kembali (booster) atau tidak.
Pemeriksaan hepatitis B sendiri dapat dilakukan di rumah-sakit-rumah sakit besar di seluruh kota di Indonesia atau di laboratorium klinis. Biaya pemeriksaan relatif ringan hanya berkisar Rp. 20.000,- s/d Rp. 30.000,-. Bahkan laboratorium klinis Bio Farma kerap menawarkan pemeriksaan gratis hepatitis B. Bio Farma adalah produsen vaksin milik Indonesia yang salah satu produknya adalah vaksin Hepatitis B dosis tunggal (Single Dose Vaccine) dengan menggunakan ADS (Auto Destruct Syringe) jarum suntik sekali pakai.

13 Mei 2005

alur komando

Serem yah judulnya? :D Tapi memang kadang harus gue akui, gue masih cukup salut dengan alur komando di militer. Jangan salah gue kagak suka militeristik, gue juga kagak pernah bergaya "army look" atau semacam itu. Dan kecuali "Platoon", "Band of Brothers" dan berbagai film perang yang tidak menonjolkan perang, gue kagak suka sama film perang. Apalgi kalo melibat si Sly or Arnie gubernur California itu. Rambo dan semacam itu lah...

Salah satu pengamatan saya seperti ini...

Menarik jika memperhatikan bagaimana alur komando dan tanggung jawab di militer pada umumnya. Bukan,bukan soal fisik atau kekerasannya. Hanya soal bagaimana perintah mengalir dengan begitu sederhana, dan dijalankan dengan penuh disiplin.


Seorang komandan divisi atau brigade hanya cukup berkata dengan sederhana kepada seorang komandan batalyon, "Saya ingin batalyon kamu menjaga garis pertahanan di zona ini" sambil menunjuk peta. Dan sang komandan batalyon cukup "meminta" para komandan kompinya untuk menempatkan personelnya di sepanjang garis sesuai dengan fungsi dan kekuatan mereka masing-masing.

Apakah sang komandan batalyon atau komandan kompi atau komanadan peleton atau komandan regu atau bahkan seorang prajurit dua bertanya sama komandannya, "Mengapa harus di situ? Mengapa saya? Mengapa itu... mengapa ini... mengapa lainnya...

Tidak! Mereka hanya berkata ringan, "Siap!" dan mereka balik kanan kembali ke pasukannya dan menjalankan perintah. Improvisasi? Ide? dll Tetap ada, karena mereka terlatih untuk berimprovisasi dalam menjalankan perintah.

Organisasi militer juga tanpa sengaja mengajarkan satu hal, Kekalahan lebih sering dialami daripada kemenangan. Dan kekalahan terjadi karena hanya karena satu pilar kunci kemenangan telah gagal menjalankan fungsinya. Menariknya dalam militer, kegagalan satu fungsi harus ditebus oleh nyawa sebagian personel unitnya, bahkan unit-unit yang lain yang berada di seluruh area tempur tersebut. Begitu fatalnya, sehingga membuat seorang prajurit rendahan ngeri untuk main-main. Yah masih ada sih yang main-main, malah jadi sok jagoan terhadap orang sipil.

Jika sering kalah daripada menang, mengapa kita bertempur. Kadang jawabnya adalah karena perintah. Tapi mungkin juga karena Kehormatan dan Kejayaan.

Kesimpulan:
1. Kita (misal dimiliter para perwira dan prajurit) adalah manusia yang mampu berbuat kesalahan, dan kesalahan kerap berakibat fatal. Maka latihlah diri kita untuk berhenti berbuat kesalahan!
2. Bukan soal hasil yang akan kita peroleh yang penting, tapi proses bagaimana menjalankan fungsi kita untuk menimalkan kegagalan dan meningkatkan keberhasilan.

Hehehehehe....
Sekedar pengamatan....